Jepang tidak hanya dikenal sebagai pencetak film horror yang menyeramkan, tetapi juga pusatnya film animasi. Kedua genre ini telah melekat dan menjadi produk unggulan dari Negeri Sakura. Animasi Jepang, atau lebih dikenal sebagai Anime, telah tersohor di berbagai belahan dunia, setara dengan kepopuleran produk dari Amerika Serikat. Tidak hanya versi layar lebar saja yang mendunia, tetapi juga versi serial serta OVA (khusus dirilis dalam bentuk home video). Kekuatan dari anime adalah jalan cerita yang cenderung unik, animasi yang rapi serta penggarapan yang tidak main-main. Meski begitu, kebanyakan anime merupakan adaptasi dari manga (komik Jepang), hanya segelintir yang berani mengusung ide cerita asli. Makoto Shinkai adalah sedikit diantaranya. Nah, di tahun 2007 silam, Makoto Shinkai melalui CoMic Wave Inc. merilis film panjang keduanya yang masih berbau romantisme. Shinkai sensei menulis naskah serta memproduseri sendiri film arahannya yang berjudul 5 Centimeters Per Second ini. Setelah sukses dituangkan dalam bentuk film, 5 Centimeters Per Second lantas diangkat ke novel dan manga.
Shinkai sensei membagi kisah 5 Centimeters Per Second menjadi tiga segmen dimana setiap segmennya berpusat pada seorang tokoh bernama Takaki Tono. Dalam Cherry Blossom, Takaki terpaksa berpisah dengan sahabatnya, Akari Shinohara, karena pekerjaan orang tua Akari menuntut mereka untuk pindah ke kota lain. Setelah setahun berpisah, Takaki memutuskan untuk berjumpa dengan Akari. Reuni ini bukannya tanpa alasan. Takaki akan pindah ke kota yang sangat jauh sehingga kemungkinan Takaki dan Akari untuk berjumpa lagi sangat tipis. Dia ingin bertemu Akari untuk terakhir kalinya. Perjalanan Takaki pun mengalami banyak rintangan yang menguji kesetiaan masing-masing. Memasuki Cosmonaut, kisah bergulir semakin rumit. Takaki yang sekarang sudah kelas 3 SMA harus menentukan masa depannya seusai SMA. Teman sekelasnya, Kanae, menaruh perasaan kepada Takaki sejak pertama kali mereka bertemu di bangku SMP. Setelah beberapa tahun bersama, Kanae masih juga tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya. Yang menjadi masalah adalah, sekeras apapun Kanae berusaha memberi sinyal, Takaki tidak menghiraukannya. Ada wanita lain yang telah menempati hatinya. 5 Centimeters Per Second menjadi segmen penutup dalam film anime romantis berdurasi 65 menit ini. Segmen ini bersetting di masa kini dan menyoroti perkembangan hubungan Takaki dan Akari setelah mereka memasuki dunia kerja.
Artwork yang tersaji dalam 5 Centimeters Per Second digarap dengan sangat mengagumkan. Adegan hujan salju di segmen pertama, pedesaan Jepang di segmen kedua, dan bunga berguguran di segmen ketiga, tergambar indah dan terkesan nyata. Tata visual yang cantik ini turut didukung dengan para dubber yang melebur dengan karakter masing-masing. Musik gubahan Tenmon turut berperan dalam mengaduk-aduk emosi penonton. Pemilihan lagu lawas dari Masayoshi Yamazaki, ‘One More Time, One More Chance’, sebagai lagu penutup terasa pas mengiringi montage yang getir. Naskah racikan Shinkai sensei, sekalipun tidak menawarkan sesuatu yang baru, tetap layak dihujani pujian terutama dalam keberaniannya menyuguhkan topik yang berat mengenai kisah percintaan serta ending-nya yang berpotensi menimbulkan kontroversi, terutama diantara para penonton yang mengharapkan ‘happily ever after’ atau pemecahan yang memuaskan seputar hubungan Takaki dan Akari.
Table of Contents
5 Centimeters Per Second BD Subtitle Indonesia
REVIEW
Dari segi cerita, sebenernya menurutku inti ceritanya cukup ringan dan karena dipertengahan cerita, kita sudah diberi beberapa clue bagaimana ending beberapa tokoh jadi… banyak penonton yang lebih menikmati sisi sinematografinya yang kerennya ga perlu diragukan lagi. Liat artwork ala Makoto Shinkai selama 70 menit karena detailnya dan aku selalu suka karena menurutku dia selalu melibatkan pemandangan langit/benda langit yang emang bikin betah banget penontonnya. Setelah baca thread di kaskus aku juga setuju dimana ada salah satu akun yang bilang 5 cm per second ini kayak ceritanya Takaki dan Akari yang semakin lama jarak mereka semakin jauh. Bagiku, meskipun ga bikin nangis-nangis tapi perasaan nyesek liat anak laki-laki yang susah move on-nya itu dapet banget, terlepas ada hal-hal yang masih bikin gagal paham tentang kenapa Akari dan Takaki berhenti saling menulis surat. Takaki juga disini diceritakan sempat mencoba move on dan berkencan dengan gadis berkacamata bernama Mizuno selama 3 tahun namun pada akhirnya mereka putus. Scene-nya Mizuno juga sedikit banget, padahal Mizuno kayaknya gadis baik hati yaa… huhuhu T.T Aku sebetulnya kurang paham juga siapa yang memutuskan hubungan (sepertinya Takaki) tapi salah satunya mengirim pesan (yang lagi-lagi bikin baper) seperti ini :
“Aku masih menyukaimu … bahkan sekarang , tapi meskipun kita bertukar ribuan pesan , hati kita mungkin tidak akan bergerak bahkan 1 cm pun untuk mendekat bersama-sama..”
Nah kan terbukti.. kalau kita bisa melawan yang namanya perasaan, tapi ga akan pernah bisa melawan kenangan orang yang kita cintai ketika dia sama orang lain yang gak bisa dia lupain HAHAHAHAHA (apaan dah jadi baper xD ). Flashback semua tokoh sebagai klimaks diiringi BGM OST Byousoku 5 cm – One More Time, One More Chance dari Masayoshi Yamazaki juga bikin rada sedih karena lirik lagunya itu Takaki & Akari banget ~
Pokoknya, buat penggemar anime film ini patut untuk dicoba . Happy watching . Ganbatte ne ! xD
p.s : Gomen.. kalo agak spoiler, padahal nahan-nahan buat ga spoiler hahahaha
Score : 8,5/10